Beberapa tokoh dan akademisi Jawa Barat mengusulkan perubahan nama
Provinsi Jawa Barat dengan nama yang lebih berjati diri Sunda, misalnya
Provinsi Pasundan, Provinsi Tatar Sunda, dan lain-lain. Baca berita ini
deh: Nama Provinsi Jawa Barat Diusulkan Diganti.
Sebagai penduduk Jabar (meski bukan orang beretnis Sunda), saya kira
usulan pergantian nama itu wajar-wajar saja. Di era globalisasi ada
kekhawatiran bahwa budaya lokal kehilangan identitasnya, digerus oleh
budaya global. Karena khawatir kehilangan jatidiri, maka masyarakat
lokal mencoba membentengi dirinya dengan mempertahankan identitas
kuluralnya.
Penamaan provinsi menjadi Pasundan (atau apapun yang berbau etnis
Sunda) mungkin adalah sebuah cara membentengi budaya Sunda agar tidak
hilang. Jawa Barat berbatasan langsung dengan DKI Jakarta. Sebagai
daerah penyangga ibukota, arus perpindahan penduduk ke Jawa Barat sangat
besar, para pendatang dari berbagai ragam budaya etnis dan kesukuan
membanjiri provinsi ini. Lihat saja di wilayah pinggiran Jakarta seperti
Bekasi, Depok, dan lain-lain, di sana orang-orang jarang berbahasa atau
berbudaya Sunda, sebab penduduknya kebanyakan adalah kaum urban dari
berbagai lintas budaya nusantara.
Ekspansi pendatang yang begitu besar ke Tatar Parahyangan cepat atau
lambat dapat membuat budaya Sunda terpinggirkan jika tidak mampu
bertahan, mungkin karena itulah para tokoh dan akademisi itu mencoba
mempertahankan jatidiri kesundaan dengan mengganti nama provinsi Jawa
Barat.
Meskipun perubahan nama itu saya anggap wajar saja, namun menurut
saya bukan kebutuhan mendesak saat ini. Masih banyak masalah penting
lain di Jawa Barat yang perlu diselesaikan ketimbang nama. Masalah utama
di Jawa Barat adalah kemiskinan sebagian besar penduduknya, masalah
pengangguran, dan kerusakan infratruktur lingkungan. Masalah-masalah itu
yang harus lebih prioritas diselesaikan ketimbang mempersoalkan nama.
Saya kira lebih banyak mudhorat daripada manfaat mengganti nama Jawa
Barat dengan kata yang menonjolkan kesukuan. Mudhorat dari sisi ekonomi
sudah jelas (mengganti setiap logo atau nama “Jawa Barat”, misalnya),
tetapi ada mudhorat lain yang tidak kalah penting untuk dipertimbangkan,
yaitu kurangnya penghargaan terhadap perbedaan pada keragaman etnis dan
budaya yang beragam di Jawa Barat, karena tidak seluruh orang Jawa
Barat itu beretnis Sunda (ada Cirebon yang berbeda identitas dengan Sunda).
Dikutip dari : http://rinaldimunir.wordpress.com/2013/07/26/masalah-kemiskinan-jawa-barat-lebih-penting-daripada-soal-nama/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar