Pages - Menu

Senin, 25 November 2013

Sebentuk Kepedulian Untuk Mereka yang Tersisih

13853033591069229480
Desa Cintaraja, Singaparna, Tasikmalaya adalah sebuah desa yang sepi, dan jauh dari keramaian. Di tempat ini terdapat sebuah bangunan sederhana, jauh dari kemewahan. Sebuah tempat dengan segala keterbatasan. Namun di sana ada kepedulian, ada sentuhan kemanusiaan yang lahir dari orang-orang berhati mulia. Mereka berikan perhatian, perawatan, harapan, dan kehidupan bagi saudara yang tersisih dan terbuang.
Tadi siang, aku bersama beberapa rekan sekomunitas berkunjung ke Desa Cintaraja. Awalnya kami mendapat informasi dari teman bahwa di desa ini ada tempat rehabilitasi dan penampungan penderita gangguan jiwa. Atas dasar informasi dari teman tersebut akhirnya kami mencoba melihat lebih dekat. Dan, pada tahun ini komunitas lingkungan kami mencoba membuat program untuk membantu tempat rehabilitasi ini. Bukan bantuan yang luar biasa yang kami berikan. Kami hanya menyalurkan apa yang kami terima dari para donatur yang terketuk hatinya. Biasanya kami menyalurkan beras dan bahan makanan mentah.
Kunjungan tadi siang merupakan kunjungan yang keempat kalinya. Pernah satu  waktu kami tak bisa ke sana. Maka salah satu pengurusnyalah yang mencoba menghubungi kami. Ada 14 orang yang ditampung di rumah tersebut. Kebanyakan adalah kaum pria. Mereka adalah kaum terbuang yang dipungut dari jalanan. Adalah Toha dan beberapa teman yang punya kepedulian sangat besar. Ia coba rawat kaum penyandang gangguan jiwa ini hingga sembuh dan mampu kembali pada kehidupan yang normal di masyarakat.
Tempat yang ia gunakan hanyalah sebuah rumah sederhana jauh di pelosok desa. Ada sebuah pekarangan di bagian belakang rumah. Di Pekarangan ini pasiennya diberi kesempatan untuk santai. Bila malam tiba para pasien dipindahkan ke ruangan untuk tidur.
13853035071047922806
1385303651581982736
13853037201308579515
Saat kami berkunjung ke sana, tampak para pasien sedang beristirahat. Sebagian ada yang sekadar duduk-duduk melamun, ada juga yang tiduran di tanah. Ketika melihat kami datang, mereka berteriak-teriak. Ada yang melambai-lambai, namun sebagian lagi hanya menatap kami dengan pandangan kosong atau senyuman yang entah pada siapa ditujukan.
Dari obrolan singkat dengan para pengurus, kami jadi tahu bagaimana suka duka merawat para pasien. Salah satu pengalaman yang diceritakan adalah bahwa para pasien bila tidur tidak diberi selimut. Mereka memberikan alasan, jika diberi selimut biasanya selimut hanya dipakai mainan atau bahkan diompoli. Begitu pula jika makan sengaja menggunakan piring plastik, karena jika menggunakan piring kaca malah akan dibanting-banting atau dilempar saat mereka berebut makanan.
Tak hanya  cerita duka,  ada juga cerita yang menggembirakan. Ketika kami menanyakan salah satu penghuni yang kami kenal dengan nama Neneng, dengan tersenyum Toha menjelaskan bahwa Neneng sudah keluar. Neneng dinyatakan sudah sembuh, bahkan sudah dinikahkan. Kami yang mendengar penjelasan ini ikut merasa lega. Syukurlah bila ada yang akhirnya sembuh dan dapat kembali ke masyarakat.
Kunjungan sesaat ke Cintaraja tadi siang memberi satu kesan tersendiri bagiku. Dari tempat inilah aku belajar banyak hal. Terutama belajar bagaimana memberi sentuhan kemanusiaan pada saudara-saudara yang terbuang. Tak perlu gembar-gembor atau publikasi. Justru di tempat yang sepi dan jauh dari hiruk pikuk kehidupan, aku temukan semangat kasih dan kepedulian yang tak berkesudahan.***
( Catatan penulis
Semua foto ilustrasi adalah dokumen pribadi ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar